Pemkab Cilacap Kaji Uji Coba Padi Biosaline 2 Untuk Tingkatkan Produktivitas Lahan Salin

Cilacap. Apkasi.org. Pemerintah Kabupaten Cilacap melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) menggelar Focus Group Discussion (FGD) pada Kamis (11/9/2025) di Ruang Rapat Bappeda Cilacap. Acara ini diselenggarakan untuk mengkaji dan mengevaluasi hasil uji coba penanaman padi varietas Biosaline 2 sebagai solusi untuk meningkatkan produktivitas di lahan-lahan yang terdampak air asin (salinitas) di Cilacap.

Kepala Bidang Program dan Evaluasi Bappeda Cilacap, Harri Kundiarto, dalam sambutannya menegaskan perhatian penuh Bupati Cilacap terhadap sektor pertanian.

“Bupati betul-betul memperhatikan secara penuh bagaimana meningkatkan pertanian yang ada di Kabupaten Cilacap,” ujarnya.

Harri menambahkan bahwa uji coba ini merupakan bagian dari upaya mewujudkan ketahanan pangan dan meningkatkan taraf hidup petani, mengingat tidak semua lahan di Cilacap cocok untuk varietas padi biasa. Luas lahan salin di Kabupaten Cilacap sendiri mencapai 2.569 hektare yang tersebar di 12 kecamatan.

Hasil Demplot dan Tantangan Lapangan

Uji coba demplot padi Biosaline 2 dilaksanakan di dua lokasi, yaitu di Desa Ujungmanik, Kecamatan Kawunganten, dan Desa Bulupayung, Kecamatan Patimuan. Masing-masing demplot menerapkan tiga perlakuan: versi petani, versi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan versi CV. Pendawa Kencana Multifarm (Ir. Gembong Danudiningrat).

Berdasarkan paparan dari Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), panen perdana pada Musim Tanam (MT) 1 menunjukkan hasil yang variatif. Di Desa Ujungmanik, demplot BRIN berhasil mencapai 6,94 ton/ha, diikuti demplot Ir. Gembong sebesar 5,82 ton/ha, dan demplot petani sebesar 5,92 ton/ha. Namun, hasil di Desa Bulupayung cenderung lebih rendah, dengan demplot Ir. Gembong mencatatkan 1,79 ton/ha, BRIN 1,37 ton/ha, dan petani 1,40 ton/ha.

Pada FGD ini, PPL Kawunganten, Sumardi, memaparkan hasil panen MT 2 yang baru saja selesai. Produktivitas tertinggi diraih oleh perlakuan Ir. Gembong dengan 5,288 ton/ha, disusul BRIN 5,184 ton/ha, dan petani 4,832 ton/ha. Sementara itu, PPL Patimuan, Nugraheni Dwi Lestari, melaporkan bahwa tanaman di wilayahnya masih dalam tahap berbunga dan diperkirakan panen pada awal Oktober 2025.

Saran Ahli dan Solusi
Guru Besar Ilmu Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian UNSOED, Prof. Ir. Suprayogi, M.Sc., Ph.D., menjelaskan bahwa padi Biosaline 2 adalah salah satu dari lima varietas tahan salin yang dihasilkan di Indonesia. Menurutnya, padi ini merupakan hasil mutasi radiasi dari varietas Ciherang yang tahan terhadap salinitas.

Berbagai tantangan dalam uji coba juga dibahas, termasuk masalah ketersediaan irigasi, banjir, kekeringan, hingga tingginya biaya olah lahan. Data menunjukkan, kadar keasaman tanah (pH) di lokasi demplot sangat rendah, yaitu antara 3-4, jauh di bawah pH optimal untuk padi. Prof Suprayogi menambahkan, penurunan hasil panen bisa mencapai 50% jika salinitas tanah (DHL) mencapai 7.2 dS/m, sementara nilai optimalnya hanya 2 dS/m.

FGD ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi Pemerintah Kabupaten Cilacap untuk merumuskan kebijakan pertanian yang lebih efektif, terutama dalam mengoptimalkan lahan marginal yang menjadi aset penting dalam menjaga ketahanan pangan daerah. [cilacapkab.go.id]

About Humas 1066 Articles
Apkasi (Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia) OFFICE: The Bellagio Boutique Mall Lt. 2 Unit OL3-01.02 & OL3-31.32 Jl. Mega Kuningan Barat No. 3 Blok E4, Jakarta Selatan, 12950 Phone: 021-3002-9703 Fax: 021-3002-9704 Email: info@apkasi.org