Masalah sampah plastik yang ada di laut dan wilayah pantai di tanah air menjadi ancaman serius yang harus segera ditanggulangi oleh semua pihak. Termasuk para bupati dan walikota sebagai kepala daerah, khususnya yang memiliki wilayah perairan pantai dan laut.
(Tampak Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya memukul gong tanda dimulainya Workshop Pengelolaan Sampah di Pantai dan Laut, di Hotel Borobudur, Jakarta (27/2/17)/Foto: Humas Apkasi)
Hal ini disampaikan oleh Menko Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan saat menjadi pembicara kunci dalam Workshop Pengelolaan Sampah di Pantai dan Laut, di Hotel Borobudur, Jakarta (27/2/17). Acara yang dihadiri oleh sekitar 200 peserta di antaranya ada 25 bupati/walikota dibuka secara resmi oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya.
Dalam kesempatan tersebut, Luhut memaparkan kondisi laut dan pantai di Indonesia yang kian mengkhawatirkan. “Kondisi ini menjadi masalah global dan posisi Indonesia tidak baik karena memberikan kontribusi besar atas masalah sampah ini,” katanya. Luhut bahkan mengingatkan dampak buruk sampah ini memengaruhi habitat ikan dan species yang hidup di laut.
(Tampak Menko Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan didampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya meninjau hasil daur ulang sampah di sela-sela Workshop Pengelolaan Sampah di Pantai dan Laut, di Hotel Borobudur, Jakarta (27/2/17)/Foto: Humas Apkasi)
Luhut pun melansir hasil scientific report yang dikeluarkan oleh Universitas Hasanudin dan UC Davis USA pada 24 Desember 2015, yang menerangkan bahwa sudah ada 76 jenis ikan dan 11 species lainnya yang mengkonsumsi sampah plastik. “Tentu ini ironis karena ikan-ikan dan species dalam siklus mata rantai selanjutnya dikonsumsi kembali oleh manusia. Kita punya tanggung jawab moral kepada anak cucu kita sebagai generasi mendatang untuk melindungi dari bahaya mutan ikan dan species yang terkontaminasi sampah plastik,” imbuhnya.
Untuk itulah, Luhut mengajak para bupati/walikota serta elemen masyarakat lainnya untuk lebih peduli akan bahasa sampah di laut dan pantai. “Jangan kita peduli sampah kalau ada momen tertentu saja, tapi jadikanlah sebagai gerakan yang dilakukan oleh semua pihak dan di sepanjang waktu,” tukas Luhut. (*)
