Kelesuan ekonomi nasional masih terus kita rasakan. Lebaran tidak mampu mendongkrak daya beli masyarakat dan kini harapan mengarah pada geliat perekonomian semester kedua tahun ini. Diharapkan terjadi pembalikan perekonomian dan tumpuan itu ada di daerah. Yang menjadi pertanyaan, mampukah daerah kemudian mewujudkan asa tersebut?
Demikian prolog dari Suryopratomo, presenter Metro TV yang memandu jalannya acara Economic Challenges, di studio MetroTV Jakarta, Selasa (4/7/17). Hadir sebagai narasumber dalam tajuk “Membidik Potensi Daerah” masing-masing: Mardani H. Maming selaku Ketua Umum Apkasi (Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia), Nurdin Abdullah (Sekjen Apkasi dan Bupati Bantaeng), Syarifuddin (Plt. Dirjen Bina Keuangan Daerah Kemendagri) dan Hariyadi B Sukamdani (Ketua Umum Apindo).
(Tampak Mardani H. Maming, Ketua Umum Apkasi, kiri, dan Nurdin Abdullah, Sekjen Apkasi, antusias memberikan penjelasan tentang potensi daerah dalam acara Economic Challenges, di studio MetroTV Jakarta, Selasa (4/7/17).
Menjawab pertanyaan terjadinya stagnasi perekonomian, dalam kesempatan pertama Mardani H. Maming yang juga adalah Bupati Tanah Bumbu memberikan gambaran bahwa di daerahnya perekonomian hingga saat ini memang masih ditopang dari sektor tambang, khususnya batubara. “Namun demikian saya menyadari bahwa batubara ini tidak akan bisa bertahan selamanya. Makanya kami mempersiapkan sektor lainnya, yakni pertanian dan pariwisata,” kata Mardani.
Ia pun melanjutkan bahwa tidak kalah penting adalah daerah harus bisa mempersiapkan kawasan industri. Mardani mengatakan, “Seperti diketahui bapak presiden telah menggagas adanya 7 kawasan industri, yang menurut saya kalau bisa malah di setiap kabupaten harus punya kawasan industri ini. Di mana di dalam kawasan industri ini akan bisa menyerap tenaga kerja dan ketersediaan pasokan listrik dan air bersih yang bisa memenuhi kebutuhan kawasan industri itu sendiri maupun juga untuk kebutuhan masyarakat di sekitarnya. Pelabuhan akan dibangun dan infrastruktur akan mengikuti.”
Sementara itu Nurdin Abdullah menjelaskan bahwa di Kabupaten Bantaeng tempat ia memimpin, memang berbeda kondisinya dibanding dengan daerah-daerah yang memiliki sumber daya alam. “Sebanyak 74% daerah kami berasal dari sektor pertanian. Dengan adanya rencana kementerian keuangan yang akan memangkas anggaran sekitar 3-4% di tahun 2018, mau tidak mau daerah harus menyesuaikan diri tanpa menganggu layanan ke masyarakat,” imbuhnya.
Terkait dengan inisiatif penyelenggaraan Apkasi Otonomi Expo 2017, Mardani menjelaskan bahwa dalam kegiatan pameran tersebut Apkasi akan memfasilitasi bertemunya pemerintah kabupaten/kota yang ikut pameran dengan para buyer/investor serta pelaku usaha lainnya baik dari dalam maupun luar negeri. “Silahkan berinteraksi sendiri, melakukan penawaran bahkan sampai deal transaksi. Kalau cocok silahkan mereka lanjutkan ke tahap lebih serius lagi,” tegas Mardani.
Menjawab pertanyaan apa yang unik dari kegiatan Apkasi Otonomi Expo 2017, Nurdin Abdullah yang bertindak selaku Ketua Penyelenggara dari kegiatan tersebut mengatakan bahwa pameran Apkasi ini sudah berlangsung sebanyak 13 kali. Ia mengatakan, “Dari tahun ke tahun terus dilakukan inovasi-inovasi, karena mengingat potensi daerah ini sangat besar. Sayangnya kendala yang dihadapi adalah persoalan akses pasar. Akses pasar ini erat kaitannya dengan kontinuitas, kualitas, dan pengemasan. Sesuai dengan arahan bapak presiden pada expo tahun kemarin, bahwa expo berikutnya tidak boleh hanya mengandalkan potensi daerah semata, namun ada join atau kerjasama dengan akses pasar tadi.
Nurdin menambahkan, Apkasi memainkan peran untuk memfasilitasi dengan jalan menghubungi kedutaan-kedutaan di mana dari mereka inilah yang kemudian menjembatani dengan para pengusaha di negara masing-masing. “Alhamdulillah Apkasi Otonomi Expo 2017, Insya Allah pada pembukaan 19 Juli 2017 nanti akan dibuka oleh bapak presiden dan dihadiri 19 negara-negara besar seperti Jepang, Amerika Serikat dan Eropa. Termasuk kita kemarin diundang oleh pengusaha-pengusaha di China, dan mereka memesan sekitar 100 booth untuk ikut berpartisipasi dalam pameran Apkasi ini.”
Nurdin juga menambahkan bahwa ini kesempatan bagus bagi daerah untuk unjuk potensi. “Indonesia ini dikenal sebagai penghasil kopi terbesar, jadi kenapa tidak dalam event ini kita booming-kan kopi unggulan dengan berbagai varietas dari daerah-daerah, termasuk juga potensi rumput laut yang kita punya juga harus menjadi target untuk bisa kita export ke negara-negara lain dalam bentuk makanan olahan, tidak mentah saja. Harapannya, sesuai arahan bapak presiden di dalam expo akan terjadi deal transaksi dan ke depan kerjasamanya bisa berlanjut,” imbuh Nurdin sambil menghimbau agar kabupaten-kabupaten yang belum mendaftar pameran untuk segera memastikan diri ambil bagian di ajang pameran potensi komoditi dan investasi terbesar di tanah air ini. (*)