Jakarta, Apkasi.org. Direktur Jendral Informasi dan Komunikasi Publik di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Usman Kansong memberikan pembekalan bagi pranata humas di lingkungan pemkab untuk sigap menghadapi tantangan teknologi deepfake di tengah derasnya arus informasi. Hal ini disampaikan dalam kegiatan Bimbingan Teknis Manajemen Media Sosial dan Kehumasan yang berlangsung di Jakarta, Kamis (26/10/2023).
Kegiatan bimtek yang digelar oleh Apkasi bekerjasama dengan Apahabar Academy ini diikuti oleh para pranata humas dari 14 pemerintah kabupaten. Dalam kesempatan memberikan paparan Dirjen IKP Usman Kansong memberikan pencerahan mengenai perkembangan teknologi yang harus dihadapi dan disikapi dengan bijak oleh pranata humas di lingkungan pemkab dalam mengelola pemberitan dan publikasi yang berkaitan dengan jalannya pemerintahan.
“Selain berita atau informasi hoaks, saat ini yang perlu diwaspadai adalah hadirnya teknologi deepfake yang merupakan turunan dari perkembangan artificial intelligence dengan meniru kecerdasan manusia yang sayangnya dimanfaatkan untuk kepentingan-kepentingan tidak baik,” papar Dirjen IKP Usman.
Usman yang memiliki latar belakang di dunia jurnalistik cukup lama ini, mengatakan bahwa artificial intelligence menjadi tantangan tersendiri bagi para pekerja yang mengelola informasi publik. “Jadi saat ini levelnya sudah meningkat dari yang namanya hoaks kini menjadi deepfake. Di Amerika di awal 2023 sudah ada korban calon walikota kalah dalam pilkada hanya gara-gara deepfake.
[Direktur Jendral Informasi dan Komunikasi Publik di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Usman Kansong. Foto: Humas Apkasi]
Ia pun lantas mengingatkan bahwa pekerjaan humas kini menjadi lebih berat dalam manajemen media sosial. Usman berujar, “Medsos ini sebagai produk teknologi memiliki wajah ganda, di satu sisi ia memudahkan pekerjaan, kita lebih mudah berkomunikasi dengan masyarakat, bisa lebih transparan, bisa menjangkau lebih luas jangkauan publik, namun di sisi lain kita bisa direpotkan oleh media sosial.”
Untuk itulah, lanjut Usman, bimtek yang diselenggarakan oleh Apkasi ini dirasa penting agar pranata humas di pemkab bisa meningkatkan skill dan makin piawai dalam mengelola isu-isu negatif baik berita hoaks maupun deepfake. Ia pun mengatakan, Kemenkominfo membuka diri bagi pemkab yang ada kendala-kendala dengan masalah-masalah kehumasan dan informasi.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Apkasi Sarman Simanjorang dalam sambutan membuka mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang menyukseskan kegiatan bimtek kehumasan. “Kegiatan ini merupakan program kerja Dewan Pengurus Apkasi yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi pemerintah kabupaten, khususnya aparat di dinas humas maupun kominfo,” katanya.
[Direktur Eksekutif Apkasi Sarman Simanjorang. Foto: Humas Apkasi]
Sarman berharap melalui bimtek ini dinas yang mengawangi fungsi humas bisa menjadi garda terdepan dan menjawab isu-isu yang beredar. “Di tengah derasnya arus informasi, maka informasi yang keliru atau hoaks bisa menimbulkan keresahan di tengah masyarakat, dan humas dituntut untuk bisa segera menanganinya secara cepat, tepat dan benar,” tukasnya.
Selanjutnya, pembekalan materi bimtek disuguhkan dengan apik oleh para narasumber, di antaranya Andromeda Mercury, Eko Suprihatno dan Seera Safira yang masing-masing memiliki jam terbang tinggi di dunia jurnalistik. (*)