Jakarta, Apkasi.org. Kegiatan Organic Asia Congress (OAC) yang ke-4 kalinya telah dibuka secara resmi, Kamis (25/11/2021) secara daring. Apkasi pun mengucapkan terima kasih atas kesempatan untuk menjadi salah satu bagian dan diberikan sesi memberikan sambutan pada kegiatan yang diselenggarakan oleh International Federation Organic Asia Movement (IFOAM) tersebut.
Ketua Umum Apkasi Sutan Riska Tuanku Kerajaan dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Direktur Eksekutif Apkasi Sarman Simanjorang menyambut baik dan mendukung penuh terselenggarannya event Organic Asia Congress yang tahun ini memasuki kali keempat. Apkasi, sebut Sutan Riska, menegaskan bahwa sebagai wadah pemerintah kabupaten yang sebagian besar mengandalkan pertanian sebagai produk unggulannya, sangat mendukung pengembangan pertanian organik.
Ia berujar, “Salah satu bentuk dukungan Apkasi adalah dengan menyediakan wadah pameran produk unggulan termasuk hasil-hasil pertanian organik. Pameran yang diberi nama Apkasi Otonomi Expo juga memfasilitasi daerah-daerah penghasil pertanian organik untuk mendapatkan investor maupun pembeli dalam kegiatan business matching.”
Apkasi, sebut Sutan Riska, melihat bahwa pertanian organik yang kini sudah dikenal luas oleh masyarakat sangat penting dalam mendukung perbaikan ekosistem pertanian yang kian rusak terpapar bahan sintetik atau kimiawi seperti pestisida. Pemerintah melalui Kementerian Pertanian juga telah menggalakkan kembali pertanian organik yang diyakini memiliki manfaat ekologis yang lebih bagus.
Bahkan pertanian organik juga mampu memperbaiki mutu lahan yang terdegradasi akibat penggunaan pupuk anorganik secara terus-menurus. Tujuan utama pengembangan pertanian organik adalah untuk mengembangkan usaha produktif yang sustainable (berkelanjutan) dan selaras dengan lingkungan.
Pertanian organik sudah banyak diterapkan di daerah-daerah yang banyak mengandalkan hasil-hasil pertanian. Selain buah-buahan, para petani di daerah dengan dukungan Pemerintah juga juga telah mengembangkan padi organik. Pemerintah Daerah telah mendukung para petani untuk membudidayakan padi secara organik baik dalam tahap produksi maupun dalam promosi dan pemasaran produk.
Apkasi, masih dalam sambutan Ketua umum Apkasi, berharap melalui sharing pengalaman dan pengetahuan dari berbagai negara dalam mengembangkan pertanian organik, pertanian ekologis serta industri-industri yang menyertainya dapat dapat direplikasi atau diadopsi oleh petani-petani di Indonesia.
“Selain itu, kami juga mengajak kepada pemerintah kabupaten seluruh Indonesia untuk ikut mendorong dan memfasilitasi para petani mengembangkan pertanian organik yang lebih ramah lingkungan, sustainabel dan lestari. Semoga melalui kongres ini dapat menghasilkan rekomendasi-rekomendasi yang dapat menjadi bahan pertimbangan dalam perumusan kebijakan khususnya di bidang pertanian,” imbuh Sutan Riska.
Sutan Riska yang juga Bupati Dharmasraya ini menyambut dengan tangan terbuka dan siap untuk berkolaborasi dengan Asian Local Government for Organic Agriculture (ALGOA) untuk saling bersinergi membangun sistem pertanian yang mampu memperbaiki mutu lahan yang terdegradasi, menghindari dampak kesehatan dan ekologis dari residu pestisida untuk dapat menciptakan masyarakat Indonesia yang sehat dan berkualitas.
Sementara itu Director of Education & Insights dari Organic Trade Association, Angela Jagiello menjelaskan, penyelenggaraan ke-empat, Organic Asia Congress mengusung tema Asia Organic For A Healthier Planet! Hal ini menekankan pentingnya pertanian organik pada saat dan pasca pandemi Covid-19.
“Pandemi Covid-19 memberi kesadaran baru akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh dan kelestarian lingkungan, sebagaimana tercermin dalam praktik dan produk pertanian organik,” jelas Jagiello.
Ia mengatakan, akibat pandemi, menyebabkan perubahan mendadak dalam semua kehidupan kita. Terjadi pergeseran kebiasaan konsumen. Saat ini masyarakat lebih menyukai belanja bahan pangan secara daring dan dampaknya pengiriman bahan makanan mengalami peningkatan tajam. Bahkan banyak keluarga mulai memilih bahan pangan sehat, bahan-bahan pokok lainnya yang berlabel organik.
Tujuannya, menyediakan bahan makanan berkualitas tinggi dan sehat untuk keluarga. Menurut Survei Industri Organik 2021 yang dirilis Organic Trade Asosiation (OTA), reputasi organik naik luar biasa, hingga disebut sebagai pertumbuhan yang dramatis.
Data OTA mencatat, penjualan makanan organik di Amerika Serikat pada 2020 naik 12,8 persen dengan nilai total 56,4 miliar dolar AS. “Nilai itu merupakan peningkatan dan rekor tertinggi penjualan bahan makanan organik yang pernah terjadi,” ujarnya.
Penjualan produk organik segar, beku, kaleng, dan produk kering organik mencapai 20,4 miliar dolar AS. Lebih dari 15 persen buah dan sayuran yang dijual di negara ini sekarang adalah organik. Bahan lain yang juga meningkat yaitu tepung organik, makanan panggang organik, saus dan rempah-rempah, daging sapi, unggas, ikan berlabel organik.
Lonjakan yang tajam terjadi pada tepung organik dan makanan panggang sebesar 30 persen, bumbu 31 persen, rempah-rempah 51 persen, serta daging sapi, unggas dan ikan organik naik 25 persen. “Satu-satunya hal yang menghambat pertumbuhan di sektor makanan organik adalah pasokan yang sangat terbatas. Di semua kategori organik, pertumbuhan dibatasi oleh pasokan,” kata Jagiello.
Melihat tren dan pergeseran kesadaran untuk mengonsumsi bahan pangan organik, maka di masa depan kebutuhan produk-produk berlabel organik menjadi sangat tinggi. Selain AS, negara-negara di Eropa dan Asia juga merupakan konsumen beragam produk organik. “Dengan demikian potensi bahan makanan dan minuman organik menjadi sangat berprospek untuk dikembangkan secara besar-besaran,” imbuhnya.
Untuk itu dalam event internasional ini, terdapat dua acara utama, yaitu Organic Youth Forum dan Organic Asia Congress, serta dua acara pendukung yakni peluncuran ALGOA (Asian Local Government for Organic Agriculture) Indonesia Forum dan Women on Organic Agriculture in Asia (WOAA). Pada kongres OAC yang diselenggarakan pada 25-27 November 2021, akan mengundang 33 pembicara dari luar negeri dan 15 pembicara dari dalam negeri. (*/Berbagai Sumber)