Jakarta, Apkasi.org. Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan meluncurkan buku “Desa Kuat, Desa Maju, Negara Berdikari, Membangun Desa Berbasis Data Presisi” Peluncuran buku dilakukan di Pojok Rahman Tolleng Gedung Tempo, Jakarta, Selasa malam (16 /04/2024).
Buku tersebut membahas tentang perencanaan pembangunan daerah berbasis data desa presisi, yang telah dilaksanakan di Kabupaten Tapanuli Utara. Menariknya, dalam buku ini Bupati Taput menawarkan metode sesuai dengan namanya, yakni NIKSON yang diambil dari akronim Needs, Innovation, Knowledge, Synergy, Operation, and Norm
Metode ini memungkinkan integrasi berbagai aspek dalam perencanaan pembangunan. “Poin penting yang dibahas dalam buku ini membahas proses penyusunan perencanaan pembangunan daerah berbasis data desa presisi di Kabupaten Tapanuli Utara yang dilakukan melalui tahapan proses penyusunan perencanaan pembangunan yang didasarkan pada diagnosa masalah yang tepat dalam penentuan tujuan dengan perkiraan dan proyeksi data by name, by addres and by coordinate,” ujar Nikson.
Perkiraan dan proyeksi data berdasarkan pengembangan berbagai alternatif yang didasarkan pada analisis feasible, dilaksanakan dan dapat dievaluasi melalui pendekatan spasial, partisipatif, dan sensus. Ia juga menjelaskan, pengambilan data dimulai dari desa dengan menggabungkan metode konvensional melalui pendekatan digital berbasiskan partisipasi warga desa dan diinisiasi dengan Drone Participatory Mapping (DPM).
Buku ini merupakan hasil pengalaman dan refleksinya selama menjadi Bupati Tapanuli Utara. Ia melakukan penelitian untuk studinya meraih gelar doktor di Institut Pemerintahan Dalam Negri (IPDN) Jakarta. Hasil penelitiannya ia tuangkan dalam sebuah buku.
Penjelasan model NIKSON yang dirangkum dalam sebuah buku ini menerangkan; pertama, Needs (Kebutuhan): Pendekatan ini memperhatikan kebutuhan dasar manusia, termasuk masalah kehidupan, demokrasi, keadilan, dan hak asasi manusia. Data desa presisi dikumpulkan berdasarkan kebutuhan masyarakat. Kedua, Innovation (Inovasi): Model NIKSON menggabungkan inovasi dalam penyusunan data desa presisi. Penggunaan data yang akurat di Tapanuli Utara merupakan langkah maju dalam perencanaan pembangunan.
Ketiga, Knowledge (Pengetahuan): Data desa presisi digunakan untuk menghasilkan perencanaan pembangunan yang lebih baik dan maju. Pengetahuan tentang kondisi nyata di lapangan menjadi dasar pengambilan keputusan. Keempat, Synergy (Sinergi): Sinergi antara berbagai elemen, termasuk kepercayaan, komunikasi efektif, umpan balik yang cepat, dan kreativitas, diperlukan untuk menciptakan keseimbangan yang harmonis dan optimum.
Kelima, Operation (Operasional): Kegiatan pembangunan dilakukan berdasarkan perencanaan data desa presisi. Model NIKSON memastikan operasional yang efisien dan sesuai dengan kondisi lapangan. Dan keenam, Norm (Kebijakan): Data desa presisi memiliki kemiripan dengan konsep smart city, karena diterapkan dengan menghadirkan data yang memiliki tingkat akurasi dan ketepatan tinggi.
Dengan model NIKSON, Tapanuli Utara berusaha mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi masyarakat di wilayah tersebut. Dalam peluncuran tersebut hadir narasumber yang membahas isi buku dalam sesi talk show yakni Prof. Dr. Drs. H. Khasan Efendy, M.Pd ( Guru besar IPDN), Dr. Ir Sofyan Sjaf, S.Pt., M.Si (Dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB Bogor dan Sarman Simanjorang, M.Si (Direktur Eksekutif Apkasi). (*)