Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK) yang digagas oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) diklaim terus mendapatkan respons positif dari investor. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya proyek yang memanfaatkan program pemerintah untuk mempercepat realisasi investasi.
(Berita: MetroTVNews. Tampak tampilan “Invest In Indonesia”, Mobile Apps for iOS yang digagas oleh BKPM. Tersedia pula dalam versi Android dan bisa diunduh melalui Google PlayStore.)
“Sepanjang 13-17 Juni 2016, terdapat enam proyek/perusahaan yang memanfaatkan program KLIK, dengan nilai investasi Rp2,70 triliun dan luas tanah 9,49 hektare (ha),” kata Kepala BKPM Franky Sibarani, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Kamis (23/6/2016).
Baca juga
Franky menambahkan, sejak diluncurkan per 22 Februari 2016, tercatat 49 proyek/perusahaan telah memanfaatkan KLIK dengan nilai investasi Rp63,3 triliun dengan luas tanah 782,48 ha. Tujuan KLIK mempercepat realisasi investasi. Bahkan, ada satu perusahaan yang sudah siap memasuki tahap produksi komersial.
“Sebanyak 17 proyek/perusahaan lainnya kita harapkan juga segera selesai tahap konstruksi di berbagai kawasan industri,” kata Franky.
BKPM terus melakukan koordinasi dengan kementerian dan lembaga serta pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten dan kota di mana 14 kawasan industri pelaksana KLIK berada. “Keberhasilan program KLIK mutlak memerlukan dukungan pemda,” jelas Franky.
Sementara itu, Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah menyampaikan bahwa saat ini terdapat lima proyek investasi yang telah memanfaatkan KLIK di Kawasan Industri Bantaeng. “Lima proyek investasi tersebut terdiri dari proyek di bidang pembangkit listrik, terminal gas serta tiga proyek smelter,” jelasnya.
Nurdin menilai langkah pemerintah untuk mengupayakan kemudahan bagi investor dengan melakukan KLIK direspons positif oleh investor yang akan menanamkan modal di Bantaeng. “Dari beberapa yang masuk ke Bantaeng dan memanfaatkan KLIK mereka menyampaikan bahwa program tersebut memangkas proses konstruksi dalam rangka realisasi investasi,” pungkasnya. (*)