Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan, penyelesaian masalah pendidikan di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar ( 3T) merupakan salah satu program Nawacita ke-3 Presiden Joko Widodo. Program itu akan membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangkan negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
(Berita/Foto: Republika. Tampak Presiden Joko Widodo (tengah) berdiskusi dengan Mendikbud Anies Baswedan (kedua kanan) didampingi MenPAN-RB Yuddy Chrisnandi (kedua kiri) saat melepas Guru Garis Depan (GGD) di halaman Istana Negara, Jakarta, Senin (25/5/15).
“Nawacita akan dicapai melalui peningkatan kualitas pendidikan anak-anak Indonesia. Termasuk di daerah terdepan serta memberikan layanan pendidikan, mengatasi kekurangan guru dan pemerataan guru di seluruh wilayah Indonesia,” kata dia di Jakarta, Jumat (13/5). Karena itu, terang Anies, pemerintah menyiapkan program khusus untuk menempatkan guru yang ditugaskan di daerah khusus yang dibutuhkan atas dasar pertimbangan kepentingan nasional melalui program Guru Garis Depan (GGD). “GGD merupakan kebijakan afirmasi Kemendikbud melalui penempatan guru PNS di daerah terdepan, terluar.
Tahun 2016 ini akan direkrut 7.000 GGD yang akan dikirim ke 93 kabupaten yang tersebar di 28 provinsi. Penempatan GGD ini berdasarkan data dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Selain itu, penempatan dilakukan berdasarkan usulan daerah. “Keberhasilan pelaksanaan program GGD ditentukan oleh kesungguhan semua pihak dalam melaksanakan program GGD,” ujarnya.
Program Guru Garis Depan (GGD) Akan Terus Ditingkatkan
Seperti dilansir dalam laman Kemendikbud, Pemerintah berkomitmen meningkatkan program Guru Garis Depan (GGD), baik dari segi jumlah guru yang dikirim maupun jumlah daerah tujuan. Program GGD merupakan upaya pemerintah memeratakan akses pendidikan di seluruh wilayah Indonesia, jadi perlu terus ditingkatkan. Dalam kesempatan konferensi pers akhir tahun 2015 di Kantor Kemendikbud Jakarta, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menyebutkan bahwa untuk program GGD angkatan kedua tahun 2016, jumlah guru yang akan dikirim meningkat dibandingkan jumlah guru angkatan pertama di tahun 2015 yang berjumlah 798 orang. “Guru-guru yang dikirim ke daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) dalam program GGD adalah guru-guru dengan status CPNS dan telah lulus Pendidikan Profesi Guru (PPG),” kata Menteri Anies menambahkan.
Program Guru Garis Depan (GGD) merupakan strategi dan upaya pemerintah memeratakan akses pendidikan dengan meningkatkan ketersediaan tenaga pendidik di daerah 3T. Program GGD angkatan pertama telah mengirimkan 798 guru profesional ke 28 kabupaten di daerah 3T yang tersebar di empat provinsi. Keempat provinsi tujuan program GGD tersebut yaitu Provinsi Aceh, Nusa Tenggara Timur, Papua, dan Papua Barat. Presiden Joko Widodo berkesempatan melepas guru-guru GGD angkatan pertama di Istana Negara bulan Juli lalu. (*)