Musi Rawas, Apkasi.org. Wakil Sekretaris Jenderal Apkasi, Benny Dwifa Yuswir yang juga adalah Bupati Sijunjung memberikan sambutan pada webinar pendidikan untuk para guru di Kabupaten Musi Rawas dengan tema: “Mewujudkan Guru Cakap Bermedia Digital, Cakap Numerasi dan Berkarakter Dalam Menghadapi Tantangan Global”. Kegiatan virtual ini terselenggara atas kerjasama Apkasi dengan YPAN dan Sahabat Guru pada Selasa (31/8/2021).
Benny memaparkan Apkasi sebaga wadah komunikasi pemerintah kabupaten dengan anggota 416 kabupaten di seluruh tanah air telah menjadi organisasi yang diperhitungkan, tidak hanya pemerintah pusat namun juga DPR, DPD, MPR, kementerian-lembaga, swasta juga kalangan akademik, LSM serta masyarakat luas. Apkasi, tambah Benny menjadi mitra strategis bagi pusat dalam memperjuangkan aspirasi daerah yang mendukung cita-cita rakyat, cita-cita masyarakat untuk hidup lebih baik lagi dan lebih sejahtera.
Benny menggarisbawahi salah satu pekerjaan rumah pemerintah, adalah pembangunan SDM dan kualitas SDM menjadi sangat fundamental sebagai dasar dalam menjaga masa depan bangsa dan menjadi pondasi yang kuat di tengah sengitnya persaingan di tingkat regional maupun global. Ia menambahkan, tantangan di ruang digital saat ini semakin besar dan menyentuh semua bidang kehidupan, baik plotik, pemerintahan, ekonomi, sosial-budaya dan pendidikan.
Menyikapi tantangan tersebut, sambung Benny, literasi digital menuju masyarakat yang cakap menjadi hal yang wajib untuk dilakukan. Literasi digital tidak hanya menuntut penguasan teknologi semata, melainkan mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab. Ia berujar, “Hal ini menjadi tantangan bagi penyelenggara pemerintahan untuk memberikan literasi kepada msyarakat luas serta menyiapkan kualitas SDM demi tercapainya masyarakat yang cakap digital.”
Dalam perspektif pendidikan, Benny mengatakan bahwa guru sebagai komponen utama harus mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi di era digitalisasi seperti saat ini. “Selain keahlian dan kecakapan untuk mengajar, guru juga harus melek dan cakap digital. Guru harus memiliki mindset yang terus bertumbuh dan terbuka, mampu beradaptasi dengan memanfaatkan platform-platform yang relevam dengan kondisi saat ini,” sambungnya.
Bagi para pendidik, lanjut Benny, harus mampu melakukan pembelajaran jarak jauh menyesuaikan dengan kondisi pandemi Covid-19, mengusai teknik-teknik mengajar yang baru, menggunakan learning management system dan lain sebagainya. Ia menambahkan, “Guru harus bisa menghadapi tantangan saat ini, dan tantangan global di era yang serba digital ini adalah mampu mencetak lulusan-lulusan yang berkemampuan menyelesaikan masalah-masalah yang kompleks, yang satu per satu harus kita restitusi persoalan-persoalan apapun itu, baik persoalan dalam negeri, persoalan-persoalandi masyarakat meliputi ekonomi, sosial, budaya masalah keamanan juga masalah pendidikan yang juga tidak kalah pentingnya.”
Benny lantas mengingatkan para guru harus terlatih berpikir kritis untuk manganalisis setiap permasalahan yang muncul di era digital sehingga kelak diharapkan mampu mencetak lulusan-lulusan SDM yang andal, trampil memilih dan memilah semua informasi yang positif serta memiliki kepribadian dan karakter mulia.
Dalam konteks ini, sambung Benny, Apkasi berkomitmen untuk mengawal dan mendukung guru-guru di daerah dalam penguasaan teknologi informasi digital. “Selama 10 tahun terakhir, Apkasi bersama Yayasan Adiluhung Nusantara telah melatih lebih dari 160.000 tenaga pendidikan di 180 derah di Indonesia. Kami yakin dengan sinergi berbagai pihak, langkah ini akan mampu mempercepat pemerataan pendidikan di tanah air,” imbuhnya.
Sementara itu Bupati Musi Rawas Hj. Ratna Mahmud memberikan paparan singkat mengusung tema “Mewujudkan Ekosistem Pendidikan Sebagai Upaya Nyata Akselerasi Peningkatan Literasi Digital Guru Di Kabupaten Musi Rawas”. Ratna menekankan dengan adanya pandemic Covid-19 telah mendefinisikan ulang makna hidup, tujuan pembelajaran dan hakikat kemanusiaan. Indonesia mempunyai tantangan dalam memerangi pandemi Covid-19, khususnya terkait dengan masalah pendidikan.
“Pendidikan merupakan aspek yang sangat krusial dengan ancaman lost generastion. Saat ini kondisinya memaksakan kebijakan adanya phisical distancing atau menjaga jarak secara fisik untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 sehingga proses pembelajaran pun harus beradaptasi dengan metode belajar jarak jauh, belajar di rumah dengan memanfaatkan teknologi,” ujarnya.
Pembelajaran teknologi informasi, masih menurut Ratna, memang sudah diterapkan dalam beberapa tahun terakhir dalam sistem pendidikan di Indonesia, namun pembelajaran daring sebagai dampak dari pandemi Covid-19 membuat kaget di semua lini baik di kabupaten, kota, pusat bahkan dunia internasional. Pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang berkualitas pun diyakini akan menjadi solusi pembelajaran, baik di masa pandemi seperti sekarang ini maupun paska pandemi nantinya.
“PJJ menuntut para guru lebih cakap dan bekerja lebih keras dalam beradaptasi, menyesuaikan diri dengan media pengajaran yang lebih efektif dan efisien. Hal tersebut juga sebagai salah satu upaya mewujudkan ekosistem digital di sekolah dalam menunjang tramsformasi digital di tanah air. Di sisi lain kemajuan teknologi dan ruang digital di dunia pendidikan telah mendobrak hambatan jarak, mengubah model pendidikan yang sudah mapan dengan cara-cara baru melalui pembelajaran secara daring,” tambah Ratna.
Pembelajaran secara daring, jelas Ratna menjadi tantangan tersendiri di Indonesia, bukan hanya masalah teknis yang sering menjadi keluhan para guru, namun juga problematika mengenai pembelajaran secara daring namun tetap menyenangkan sehingga murid mampu menyerap ilmu dengan baik. Pembelajaran secara daring yang menyenangkan, imbuh Ratna, tidak terlepas dengan beragam aplikasi digital yang bisa menampilkan materi pembelajaran baik di pendidikan formal maupun non formal. “Aplikasi digital learning yang digunakan akan memudahkan semua pihak karena bisa diakses di mana saja dan kapan saja. Harapannya melalui webinar ini bagaimana mewujudkan guru cakap digital, membentuk ekosistem digital sehingga cita-cita mewujudkan transformasi digital di Indonesia akan bisa tercapai dengan baik,” tukas Ratna. (*)