Jakarta, Apkasi.org. Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) bersama Lingkar Temu Kabupaten Lestari atau LTKL menyelenggarakan forum dialog bertema Maju Ekonomi Lestari Jalan Terus. Kegiatan tersebut dikemas dalam format webinar secara online selama dua hari, Rabu-Kamis, 2-3 September 2020, bertujuan untuk mendorong pembangunan lestari di kabupaten-kabupaten seluruh Indonesia.
Seperti dirasakan bersama, pandemi Covid-19 membuat sendi-sendi kehidupan di daerah semakin berat bahkan di beberapa kabupaten di Indonesia mengalami double strike, tidak hanya mengalami bencana Covid-19 tapi juga rentan terhadap bencana alam seperti banjir, kebakaran hutan, tanah longsor dan lain-lain. Bencana-bencana tersebut menyingkap kerentanan di daerah dan berbagai aspek ekonomi masyarakat, termasuk kerusakan lingkungan dan ketahanan pangan.
Sekretaris Jenderal Apkasi, Najmul Akhyar dalam sambuatan tertulis yang dibacakan oleh Direktur Eksekutif Apkasi, Sarman Simanjorang mengatakan meski kondisi tengah sulit, bukan saatnya untuk berkeluh kesah. “Justru kita harus berpikir dan bekerja keras untuk menghadapi dan mengatasi dampak Covid-19 dengan berbagai pendekatan yang tepat, strategi yang jitu untuk bertahan dan pulih diperlukan oleh daerah untuk lebih tangguh menghadapi bencana ini,” tutur Najmul saat di webinar hari pertama, Rabu (2/9/2020).
Najmul menyebut bahwa prioritas pembangunan perlu ditata ulang dan harus dijalankan dengan cara-cara yang inovatif. Setidaknya ada tiga langkah yang menjadi indikasi penting sebagai strategi bertahan dan pulih, pertama yaitu beradaptasi, kedua transformasi ekonomi dan yang ketiga adalah komunikasi.
“Harapan kami, diskusi yang dilakukan selama dua hari ini merupakan langkah bersama untuk mempertajam mencari skenario solusi alternatif dari yang sudah berjalan dan menemukan inovasi-inovasi baru yang dapat dimanfaatkan oleh daerah, masyarakat sipil dan pemangku kepentingan lainnya,” tambahnya.
Pakar Etika Lingkungan Hidup, A Sonny Keraf menyebut bahwa penyebab pandemi Covid-19 berasal dari kerusakan ekosistem akibat pembangunan ekonomi yang tidak memperhatikan lingkungan. “Tolok ukur kemajuan sebuah negara adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ini didapat dari eksploitasi sumber daya alam dengan akibat pada kerusakan lingkungan, kerusakan ekosistem, termasuk timbulnya berbagai penyakit yang kita alami sekarang ini,” jelas Sonny.
Sonny mengajak seluruh masyarakat, stakeholder dan berbagai pihak lain untuk kembali membangun ekonomi lokal, seperti dengan swasembada untuk kedaulatan ekonomi lokal. Pembangunan ekonomi lokal dapat menggunakan people center, community, dengan model bisnis serta pembangunan yang mengutamakan UMKM dan koperasi di tangan rakyat.
“Sekarang mari kita identifikasi potensi potensi daerah dan kabupaten masing-masing. Mari kita identifikasi permasalahan lokal yang ada, mari kita latih SDM dan dampingi mereka. Ketika mereka memiliki masalah modal mari kita bersinergi dengan sumber-sumber pendanaan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dari bank, dari koperasi. Ketika problemnya pasar maupun teknologi itu juga harus cari solusi,” kata Sonny.
Nelson Pomalingo, Ketua Bidang Pertanian Apkasi dalam sambutan penutupan kegiatan webinar Maju Ekonomi Lestari Jalan Terus hari kedua, Kamis (3/9/2020) menyampaikan beberapa rangkumannya. Pertama, sebagai tindak lanjut webinar perlu semangat gotong royong, karena dalam kondisi semua serba kesulitan kita harus bersatu. Kedua perlu meningkatkan kesiapan daerah dalam rangka jemput bola investasi, khususnya investasi lestari di daerah.
“Di Kabupaten Gorontalo sendiri saat pertama menjabat ada investasi masuk sebesar Rp 1,6 triliun, naik menjadi Rp 1,9 triliun di tahun berikutnya, dan saya kaget tahun ini sudah mencapai Rp 3,2 triliun dan ini belum selesai di tahun berjalan. Saya pikir di masa pandemi ini investasi akan turun, namun ternyata malah naik drastis. Menurut hemat saya hal ini tergantung bagaimana komunikasi dan strategi perencanaannya,” imbuh Bupati Gorontalo ini.
Hal ketiga, imbuhnya, adalah meningkatkan kapasitas masyarakat lokal. “Ini penting karena kita tahu bersama bahwa daerahlah dan masyarakatlah yang menjadi pelaksana dari segala perencanaan kita, baik dari pemerintah maupun non-pemerintah. Di tempat kami sesuai arahan Presiden Jokowi harus imbang antara gas dan rem, di satu kita melakukan rem, di sisi lain kita melakukan keleluasaan kepada para petani untuk menggarap lahannya. Inti penyebaran Covid19 itu karena adanya kerumunan, jadi kalau petani mengolah di lahannya sendiri, itu tidaklah mengapa,” ujarnya.
Hasilnya, lanjut Nelson, Kabupaten Gorontalo mampu menjaga tingkat produktivitas para petaninya, bahkan di masa pandemi malahan bisa melakukan ekspor jagung dan kelapa. “Berikutnya yang paling penting adalah akses pasar, ini yang menjadi daya tarik dan semangat bagi daerah. Terakhir koloborasi harus terus ditingkatkan, baik antar daerah dengan daerah lain, daerah dengan provinsi, daerah dengan pemerintah pusat, serta jangan lupa daerah dengan desa karena saat ini desa-desa sudah memiliki dana yang cukup besar,” katanya sambil menambahkan kolaborasi juga bisa dilakukan antara pemerintah daerah dengan mitra kolaborator seperti yang dilakukan dalam penyelenggaraan webinar “Maju: Ekonomi Lestari Jalan Terus ini”. (*)