Yogyakarta, Apkasi.org. Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) mendukung upaya daerah memanfaatkan momentum kebangkitan ekonomi nasional melalui pengembangan desa wisata. Hal ini ditegaskan dalam pembukaan kegiatan bimbingan teknis dan studi tiru pengembangan dan pengelolaan desa wisata berbasis potensi lokal dan wisata buatan yang berlangsung di Yogyakarta, Jum’at (07/10/2022).
Direktur Eksekutif Apkasi, Sarman Simanjorang yang mewakili Dewan Pengurus menerangkan bahwa program bimtek dan studi tiru desa wisata ini merupakan angkatan keempat. “Bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Bantul, bimtek ini dipusatkan di Desa Wisata Kaki Langit, Mangunan, Kabupaten Bantul yang menawarkan sesuatu yang unik baik dari sisi potensi maupun bagaimana cara mengelolanya,” ujar Sarman.
Sarman lantas menjelaskan bahwa tujuan bimtek dan studi tiru ini adalah salah sebagai wujud implementasi dari satu program Dewan Pengurus Apkasi yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pemerintah kabupaten dan desa dalam tata kelola pengembangan pariwisata. Program kegiatan ini, lanjut Sarman merupakan rangkaian kegiatan serupa yang dilaksanakan di tiga desa wisata, yakni angkatan pertama telah dilaksanakan di Desa Wisata Carangsari, Kabupaten Badung, Bali pada 26-29 Mei 2022, kemudian di Desa Wisata Tamansari, Kabupaten Banyuwangi pada 2-5 Juni 2022 dan bimtek di Desa Wisata Kaki Langit, Mangunan, Kabupaten Bantul DIY ini berlangsung 7-10 Oktober 2022.
“Kami meyakini masih banyak desa-desa di kabupaten lainnya yang memiliki potensi luar biasa. Sayangnya potensi-potensi desa tersebut, hanya dinikmati oleh masyarakatnya sendiri dan belum terangkat ke permukaan. Padahal kalau potensi tersebut bisa dikelola dengan baik, maka akan menciptakan destinasi wisata baru yang dampak positifnya bisa mengangkat perekonomian masyarakat tersebut,” imbuhnya sambil berharap para peserta bimtek dan studi tiru dapat memetik pelajaran dari Pemerintah Kabupaten Bantul mengenai strategi, tantangan dan hambatan dalam pengembangan desa wisata.
Tampil sebagai narasumber adalah Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Kwintarto Heru Prabowo yang memberikan paparan bagaimana dukungan pemerintah daerah dalam pengembangan desa wisata. “Pengembangan desa wisata tidak lepas dari visi Kabupaten Bantul dan yakni terwujudnya masyarakat Kabupaten Bantul yang harmonis, sejahtera dan berkeadilan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai NKRI yang ber-Bhinneka Tunggal Ika, serta visi kepariwisataan kami di mana Kabupaten Bantul diarahkan sebagai destinasi pariwisata berbasis budaya, terkemuka, berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan dan mensejahterakan masyarakat,” imbuh Kwintarto.
Kwintarto mengatakan pendekatan strategi yang digunakan adalah pariwisata berbasis masyarakat atau dikenal dengan istilah Community Based Tourism (CBT) sebagai kegiatan kepariwisataan yang sepenuhnya dimiliki, dijalankan, dan dikelola oleh masyarakat sehingga berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui mata pencaharian yang berkelanjutan dan melindungi tradisi sosial-budaya yang bernilai maupun sumber daya alam dan warisan budaya.
Sumber Daya Manusia, imbuh Kwintarto menjadi poin kunci suksesnya pembentukan desa wisata. Untuk itu, di Bantul imbuhnya, pemda hadir dengan memberikan berbagai pelatihan meliputi pembentukan kelompok sadar wisata (pokdarwis), pengelolaan desa wisata, pemandu outbond/budaya, pengelolaan homestay, pelatihan digitalisasi, maupun pelatihan peningkatan inovasi dan higienitas kuliner. “Untuk memberikan semangat kami juga sering menyelenggarakan lomba-lomba pokdarwis, desa wisata maupun homestay,” ujarnya sambil menambahkan pemda juga hadir dalam hal pendampingan terkait sertifikasi desa wisata berkelanjutan, akreditasi desa wisata, sertifikasi CHSE, penyusunan AD/ART maupun study komparasi.
Sementara itu Pengelola Desa Wisata Kaki Langit Purwo Harsono menceritakan bagaimana perjuangan membangun desa wisata yang tidak semudah membalikkan tangan. “Perlu mindset yang benar, sabar, dan mau berjuang. Sampai-sampai saya mencanangkan 3 tahun pertama tidak mau dibantu dan tidak mau meminta bantuan. Tidak mudah, namun kalau ini bisa dilewati maka pondasinya akan matang dan tidak mudah patah,” ujarnya.
Kegiatan bimtek di Desa Wisata Kaki Langit, Bantul ini dibagi dalam tiga sesi, di mana hari pertama diisi paparan narasumber yang mengupas materi baik dari sisi kebijakan pemda maupun sharing session dari pengelola desa wisata, dilanjutkan hari kedua dan ketiga dengan mengunjungi lokasi langsung desa wisata. Dengan kunjungan lapangan ini, peserta dapat melihat dari dekat aktivitas masyarakatnya serta bisa langsung berinteraksi untuk saling tukar pengalaman maupun mendapatkan inspirasi yang bisa ditiru bagi pengembangan desa wisata di daerahnya masing-masing saat mereka kembali nantinya.
Tampak hadir dalam kegiatan ini Bupati Bandung Dadang Supriatna yang sangat antusias mengembangkan desa wisata di Kabupaten Bandung. Ia bahkan mencanangkan tahun depan akan terbentuk 100 desa wisata, di mana saat ini sudah ada 50 desa wisata rintisan. (*)