Kehadiran platform ojek online di berbagai daerah masih belum seragam. Ada yang menolak, ada pula yang dengan lapang dada menerima, bahkan berkolaborasi. Seperti misalnya Pemkab Banyuwangi yang resmi meneken nota kesepahaman (MoU) dengan perusahaan pengembang platform digital Gojek Indonesia untuk meningkatkan layanan kesehatan dengan menyediakan fasilitas antar obat secara gratis ke rumah pasien miskin dari dua rumah sakit milik pemerintah daerah.
(Penandatanganan Pemkab Banyuwangi dan Gojek di Pendopo Saba Swagatha Blambangan, Selasa (10/10/2017) Foto: IG: @azwaranas.a3)
“Teknologi tak bisa dilawan, tapi dimanfaatkan untuk memudahkan pasien miskin. Khan kasihan, sudah sakit, masih harus menunggu obat disiapkan apoteker. Daripada menunggu obat, lebih baik langsung pulang untuk istirahat, nanti obatnya diantar. Ini semacam paket lengkap, warga miskin berobatnya sudah dibiayai pemerintah, obatnya diantarkan sampai rumah,” kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memberika alasan, beberapa waktu lalu.
Anas memaparkan, proses sinergi ini cukup memakan waktu karena banyak regulasi yang diperhatikan, mengingat obat adalah barang yang diatur ketat. “Kita harus konsultasi ke sana-ke mari, ke Kementerian Kesehatan, ke apoteker, dalam dua bulan ini. Tapi karena ini tujuan utamanya inovasi memudahkan warga, proses agak rumit ini kita nikmati dengan gembira,” ujarnya.
Inovasi Gancang Aron
Sekadar informasi, pada pertengahan September lalu, Anas juga meluncurkan program layanan antar obat “Gancang Aron” (Lekas Sembuh). Bupati Anas mengatakan, pelayanan ini dilakukan untuk memudahkan masyarakat menikmati layanan kesehatan, termasuk bisa mengurangi antrean pengambilan obat di apotek rumah sakit milik pemerintah daerah.
(Foto: BanyuwaniKab)
”Saya sering melihat, ada pasien yang setelah berobat itu masih harus menunggu lama untuk ambil obat di apotek. Kasihan, sudah sakit, masih menunggu obat. Maka dengan program ini, mereka tidak usah menunggu antrean, bisa langsung pulang beristirahat di rumah. Obatnya yang nanti diantar setelah disiapkan apoteker. Gratis,” jelas Anas.
Dengan sinergi bersama Gojek, jangkauan layanan diperluas. “Kenapa gandeng Gojek? Sekarang eranya kolaborasi. Kalau jalan sendiri, ujungnya proyek pengadaan armada kendaraan, maka tidak efisien,” imbuh Anas. Dalam sinergi ini, Gojek mengantarkan obat ke rumah pasien yang dirawat jalan di rumah sakit daerah. Akan disediakan pos khusus di rumah sakit. Seusai berobat ke dokter, warga hanya perlu ke pos tersebut, lalu diproses petugas. Selain memudahkan pasien miskin, layanan ini secara khusus juga memudahkan pasien yang telah berobat rutin ke rumah sakit, karena dokter tinggal berkoordinasi dengan petugas layanan ini. Petugas pengantar dari Gojek telah dilatih cara membawa obat dan aspek dasar lainnya.
Anas mengapresiasi Gojek yang punya visi kewirausahaan sosial. “Gojek adalah satu dari sedikit lembaga bisnis yang bervisi kewirausahaan sosial. Bisnis bukan cuma cari untung, tapi ada unsur mengajak orang lain maju bersama,” ujar Anas. Senior Vice President Gojek, Malikulkusno Wijoyo Adhi mengatakan, ini adalah sinergi pertama Gojek dengan pemerintah daerah. “Kami ingin bawa ini ke nasional, bisa diterapkan di daerah lainnya untuk memberi kemudahan ke warga,” ujar Malik. Gojek juga mengapresiasi respons Pemkab Banyuwangi yang terbuka pada teknologi untuk meningkatkan layanan publik. (*)