Konsep ‘Smart Kampung’ yang diterapkam Pemkab Banyuwangi mencuri perhatian nasional. Bahkan tak kurang dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB), Yuddy Chrisnandi mengatakan, konsep ‘Smart Kampung’ di Banyuwangi ini akan diadopsi di beberapa kabupaten/kota di wilayah Indonesia.
(Berita/Foto: Kompas. Tampak Menteri PAN-RB Yuddy saat berkunjung di smart kampung Desa Kampunganyar, Kecamatan Glagah Banyuwangi, Jumat (24/6/2016).
“Konsep ‘Smart Kampung’ ala Pemkab Banyuwangi ini akan diterapkan di 57 kabupaten/kota yang harus memiliki standart nasional pelayanan publik,” ujar Yuddy saat berkunjung di ‘Smart Kampung’ Desa Kampunganyar, Kecamatan Glagah Banyuwangi Jumat (24/6/2016).
Selama ini, menurut dia, pelayanan publik di desa sering terhambat jarak dari desa ke kota sangat jauh. Banyak masyarakat desa membutuhkan waktu berjam-jam ke kota hanya untuk mengurus administrasi. “Dengan adanya ‘Smart Kampung’ yang memiliki fiber optik untuk internet di tiap desa, bisa memotong waktu yang lama itu. Pendataan KTP-nya bisa langsung terkoneksi. Pelayanan publik bisa lebih cepat. Belum terpikirkan membangun desa cerdas, seperti yang ada di Banyuwangi,” sebutnya.
Ia berharap di kabupaten/kota lain akan memiliki ‘Smart Kampung’ minimal satu kecamatan memiliki satu ‘Smart Kampung’ sebagai percontohan yang bisa menjadi contoh dan motivasi desa lain untuk membuat hal yang serupa.
“Apalagi mulai tahun ini dari dana desa, rata-rata tiap desa menerima Rp 1,2 miliar. Program ini harus bisa dicontoh,” imbuh Menteri Yuddy.
Sementara itu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyebutkan, saat ini di Banyuwangi ada 41 desa/kelurahan yang menjadi pilot project ”Smart Kampung” dan saat ini sedang disiapkan untuk 176 desa lainnya. “Untuk ‘Smart Kampung’ desa diwajibkan mengalokasikan belanja bandwidth di APBDes-nya sehingga layanan wi-fi gratis di desa bisa 24 jam nonstop dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar,” jelasnya. (*)