Wow, Ada Karnaval Tenun Adat di HUT Sultra Ke-52

Kolaka, Apkasi.org. Pembukaan perayaan Hari Ulang Tahun Sulawesi Tenggara yang ke 52 di Kota Kolaka berhasil menyedot ribuan pengunjung dari seluruh kabupaten dan kota yang ada di Sulawesi Tenggara.

Hal yang menjadi daya tarik tersendiri adalah karnaval tenun adat. Peserta tampil dahsyat lewat “racikan” ide kreatif masing-masing tanpa meninggalkan nilai budaya dari daerah mereka. Para peserta mengenakan pakaian kreasi mereka dengan berbagai bentuk dan corak.

Karnaval Sultra

(Sumber Berita dan Foto: Kompas. Tampak salah satu peserta karnaval yang menjadi pusat perhatian. Foto by Suparman Sultan)

Semua itu bahan dasarnya adalah kain tenun khas daerah masing-masing. Simpel, unik, dan berkarakter sesuai daerah asal membuat para peserta begitu menawan berjalan di tengah keramaian pengunjung. Hal ini adalah kesempatan yang luar biasa, terutama untuk para peserta. Sebab, mereka bisa menonjolkan kekhasan daerah asal. Juga bagi pengunjung yang bisa mendapat pengetahuan tambahan suatu daerah lewat karnaval ini.

“Sangat luar biasa. Kita bisa mengetahui pakaian adat, corak tenun, dan segala sesuatu daerah itu lewat peserta karnavalnya. Ada edukasi dalam perayaan ini. Kita bukan hanya melihat kecantikan para model yang telah didandani. Tetapi lebih kepada arti budaya suatu daerah. Hal seperti inilah yang semestinya dikembangkan. Tidak meninggalkan nilai-nilai budaya yang ada,” kata Harti, salah satu pengunjung yang memadati jalur karnaval.

Memang, penampilan dari berbagai daerah sangat bervariasi dan inovatif. Contohnya salah satu peserta, parade mereka menggunakan kuda sebagai tunggangan layaknya kebesaran pasukan tempur daerah itu di masa lampau. Ada juga parade ala India. Penampilan daerah lain dengan karakter masing-masing melengkapi warna-warni karnawal perayaan Halo Sultra di Kota Kolaka. Bupati Kolaka, Ahmad Safei sebagai tuan rumah merasa bangga dengan para peserta karnaval. Sebab keanekaragaman peserta menandakan kalau memang Nusantara ini luas dan tetap satu.

“Nilai Pancasila dan Undang-undang Dasar tentang suku bahasa di Indonesia bisa kita lihat di karnaval ini. Artinya kendati kita beda secara kesukuan dan agama tapi tetap bersatu dalam NKRI. Karnaval ini hanya sebuah gambaran kecil ke Bhineka Tunggal Ika di Indonesia. Saya bangga dengan para peserta dan panitia. Terima kasih telah bekerja keras,” tegasnya.

Menambahkan keceriaan karnaval ini juga tidak lepas dari rute yang dilewati peserta. Melewati tepi pantai dan pusat kuliner Kolaka menjadi cerita tersendiri sebagai bagian karnaval. Pesona Kolaka kian tampak. Penikmat wisata begitu ceria melihat hal ini.

“Saya dari luar Pulau Sulawesi dan karnaval ini menjadi nilai tambah kunjungan saya. Saya adalah penikmat wisata budaya nusantara. Saya takjub,” cerita salah satu wisatawan, Rio, dengan singkat.

Karnaval tenun adat ini salah satu dari sejumlah rangkaian acara Halo Sultra di Kota Kolaka. Acara yang dipresiksi juga menyedot ribuan pengunjung adalah lomba mancing dan festival kuliner nusantara. Sekedar informasi kegiatan Halo Sultra digelar pada tanggal 23 hingga tanggal 27 April di Kota Kolaka, Sulawesi Tenggara. (*)