
Pagi ini Bojonegoro menggelar Apel Akbar Bela Negara di Stadion Letjen Sudirman Bojonegoro (17/5/16). Acara yang digagas Bupati Bojonegroro Suyoto dengan dihadiri oleh Wapres Jusuf Kalla dan Gubernur Jawa Timur H. Sukarwo. Atas inisiatif Bela Negara ini pun, Wapres memberika apresiasi 7 (tujuh) ikrar bela negara, yakni kedaulatan pangan, kedaulatan energi, ramah Hak Asasi Manusia (HAM), revolusi mental, ketahanan bencana, sustainable development goals (pembangunan berkelanjutan), dan open government partnership.
(Berita: BeritaSatu. Foto: LensaBojonegoro. Tampak Wakil Presiden Repubik Indonesia H.Jusuf Kalla tiba di Bojonegoro dengan mengendarai Hellikopter kepresidenan milik TNI jenis Super Puma, didampingi Gubernur jawa timur H.sukarwo, setelah sampai di lapangan SMA 2 langsung disambut Bupati Bojonegoro H.Suyoto dan pejabat di SKPD Kabupaten Bojonegoro)
Dalam sambutannya, Wapres Jusuf Kalla menjelaskan bahwa bela negara tidak selalu siap berperang, namun memiliki makna lebih luas, yaitu memperkuat bangsa dan segala. “Satu negara hanya bisa bela dirinya kalau kuat dan dihargai orang dan negara lain. Tidak ada negara yang dihargai kalau tangannya di bawah. Jadi, harus di atas. Ekonominya harus kuat,” kata Wapres Jusuf Kalla di hadapan sekitar 15.000 masyarakat Bojonegoro. Wapres Jusuf Kalla sempat melontarkan candaan kepada peserta Apel Bela Negara sambil berkata, “Saya dulu waktu muda juga sama seperti kalian panas-panasan seperti ini.”
Oleh karena itu, lanjut Wapres, meningkatkan kualitas pendidikan, ekonomi, dan pangan juga dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk upaya bela negara. “Untuk bela bangsa ini, kita dahulukan mental dan kejujuran ke banyak hal seperti kerajinan, sikap dan sebagainya,” ujar Wapres lagi.
Menurut Wapres Jusuf Kalla, Indonesia memiliki banyak sumber daya atau kekayaan yang belum maksimal dalam pengelolaannya. Oleh karena itu, dibutuhkan pemimpin yang mampu memaksimalkan. Lebih lanjut, Wapres Jusuf Kalla mengingatkan bahwa ikrar lebih tinggi daripada janji. Untuk itu, masyarakat Bojonegoro diminta agar melakukan ikrar yang telah diucapkan.
Sebelumnya, Bupati Bojonegoro Suyoto mengungkapkan bahwa kabupatennya pada tahun 2016 mencanangkan tujuh tekad sejalan dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 19 persen yang berhasil diraih tahun 2015 dan tingkat kemiskinan yang turun hingga 13% dari sebelumnya 28%. Kang Yoto, panggilan akrab Bupati Bojonegoro ini pun menjelaskan 7 Ikrar Bela Negara.
Pertama, dalam bidang energi, Bojonegoro sedikitnya menghasilkan 20 persen produksi migas secara nasional. Kedua, Bojonegoro termasuk kabupaten surplus pangan dengan produksi 907.000 ton gabah kering per tahun. Dengan surplusnya produksi daerah, tentu saja berimbang dengan program kesejahteraan warga. Ketiga, ramah HAM. Keempat, revolusi mental. Kelima, ketahanan bencana. Keenam, sustainable development goals (pembangunan berkelanjutan), dan terkahir open government partnership.
Sementara Gubernur Jawa Timur dalam sambutannya mengharap supaya Jawa Timur kedepanya dijadikan Provinsi Bela Negara. “Saya berharap kepada Bapak Wakil presidean untuk menjadikan provinsi Jawa Timur ini menjadi Provinsi Bela Negara,” ungkapnya.
NEXT: PIDATO LENGKAP IKRAR BELA NEGARA