Dalam hal layanan publik, tidak ada sekat antara Pemerintah Kota dan Kabupaten dalam menangani masalah-masalah yang ada di lapangan. Seperti inisiatif Pemerintah Kota dan Kabupaten Bandung bersinergi dalam penanganan sampah khususnya di perbatasan ini pun patut ditiru. Sinergi keduanya dituangkan dalam nota kesepahaman yang ditandatangani di Gedung Sebatik, Telkom University, Jalan Terusan Buahbatu, Kabupaten Bandung, Selasa (28/6/16).
(Berita: PikiranRakyat. Foto: Twitter @ridwankamil)
“Jadi nanti tidak ada lagi istilah hulu dan hilir. Tidak juga saling menyalahkan sampah menumpuk di hilir karena kebiasaan masyarakat di hulu karena kami sama-sama mengedukasi masyarakat,” ujar Sekretaris Daerah Kota Bandung, Yossi Irianto. Sinergi kedua daerah tersebut, lanjut Yossi, difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Secara teknis, keduanya nanti akan terlibat bersama-sama dalam pemeliharaan sungai. Pengerukan sungai akan dilakukan bersama-sama dalam perencanaan dan pelaksanaan.
“Anggarannya masing-masing sesuai tanggung jawab daerahnya. Namun, ada juga yang bersama, misalnya mengontrol di perbatasan,” kata dia. Pengontrolan tersebut salah satunya akan diimplementasikan dengan rencana pembuatan joglo bersama.
“Jadi kita tidak harus jauh-jauh ke Soreang, mereka juga tidak harus ke kota,” kata dia. Yossi mengatakan kerja sama Kota dan Kabupaten Bandung juga mencakup sektor pariwisata.
Hal itu khususnya dikaitkan dengan rencana pembangunan Bandung teknopolis di Gedebage. Diubahnya daerah resapan air menjadi bangunan, dikhawatirkan akan berdampak kepada banjir yang tidak menutup kemungkinan berdampak kepada Kabupaten Bandung sebagai sebuah cekungan.
”Kita akan membuat danau retensi. Disiapkan 28 hektar untuk waduk besar sehingga diyakini menyelesaikan persoalan banjir,” imbuh Yossi. (*)
