Kabupaten Kulonprogo punya prestasi baru. Melalui “Pagelaran Karawitan secara Nonstop Terlama 66 Jam”, kegiatan ini dicatat oleh Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai rekor baru, bahkan menjadi Rekor Dunia yang masuk pada urutan ke-8161.
(Berita/Foto: KRJogja)
Penyerahan Piagam Penghargaan dilakukan Manager MURI Aryani Siregar kepada Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K), di depan rumah dinas bupati, Sabtu (21/10/2017) usai selesainya tepat 66 jam menabuh gamelan oleh para pengrawit pukul 14.10 WIB. Selama 66 jam sebanyak 1.200 pengrawit se-Kabupaten Kulonprogo mulai usia SD, SMP, remaja dan umum untuk memecahkan Rekor MURI menabuh gamelan nonstop 66 jam.
Pemecahan rekor dimulai Rabu (17/10/2017) pukul 20.10 WIB dan selesai Sabtu (21/10/2017) pukul 14.10 WIB. Sebanyak 48 kelompok karawitan ikut berpartisipasi untuk pemecahan rekor tersebut, yang secara bergantian menabuh gamelan, setiap kelompok diberi waktu sekitar 90 menit.
Manager MURI Aryani Siregar menyatakan, Kabupaten Kulonprogo menabuh gamelan selama 66 jam ini berhasil memecahkan rekor yang sebelumnya pernah dicatat MURI dengan rekor selama 57 jam pada 20 April 2005 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
“Kulonprogo bukan pertama kali mencatat prestasinya di MURI, karena sebelumnya sudah banyak prestasi yang diabadikan antara lain penanaman satu jenis bibit pohon (Sengon) terbanyak 300.000 bibit pada 28 November 2012, Cuci Tangan secara serentak dengan peserta sebanyak 9.046 peserta pada 24 November 2007, dan gula kelapa terbesar dengan tinggi 3,5 meter, diameter 3 meter, dan berat 3 ton,” kata Aryani.
Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K) bersyukur usaha yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan para pengrawit berhasil terlaksana dengan baik dan tanpa halangan. “Berharap dengan Rekor MURI ini, Kabupaten Kulonprogo makin dikenal baik di dalam negeri maupun luar negeri,” ujarnya.
Kepala Dinas Kebudayaan Kulonprogo Drs Untung Waluya menambahkan, kegiatan tersebut merupakan salah satu cara dalam upaya menunjukkan potensi seni, khususnya karawitan. Selain itu juga menumbuhkan kecintaan terhadap karawitan di kalangan pelajar ataupun umum, sehingga nantinya akan bermunculan generasi penerus atau regenerasi pengrawit. “Juga dalam rangka menyemarakkan Hari Jadi ke-66 Kabupaten Kulonprogo,” ujarnya. (*)