Pertunjukan atraksi sepak bola api menjadi sajian yang menarik banyak pengunjung di ajang pawai budaya di Kabupaten Wonogiri. Even ini, digelar dalam ikut memeriahkan peringatan hari jadi Kabupaten Wonogiri Ke-275, Sabtu (28/5).
(Berita/Foto: SuaraMerdeka)
Sepak bola api, memakai buah kelapa tua yang telah mengering sabutnya. Kemudian direndam ke dalam minyak tanah campur bensin, sebelum disulut memakai api korek. Ketika buah kelapa menyala, kemudian dipakai pengganti bola, untuk ditendang bergantian, layaknya permainan sepak bola.
Atraksi kebal api ini, dimainkan oleh komunitas budaya dari Kontingen Unit Pelaksana Tekni (UPT) Kecamatan Jatisrono pimpinan Kepala UPT Tarmanto. Permainan sepak bola api ini, digelar bersamaan dengan pentas tari massal ganong dan jathilan reog. Disajikan di depan panggung kehormatan depan Pasar Induk Wonogiri Kota.
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Wonogiri Sentot Sujarwoko menyatakan, pawai budaya ini diikuti 153 kontingen. Masing-masing kontingen terdiri atas sebanyak 300 sampai 500 personel. Tema pawai budaya kali ini: Sesarengan Mbangun Wonogiri dengan mengedepankan potensi budaya dan kearifan lokal.
Pawai budaya berlangsung meriah, diikuti para pelajar, dinas instansi, dan masyarakat umum. Kabid Kebudayaan Mulyanto menambahkan, pemberangkatannya dipilah menjadi dua lokasi. Para kontingan pelajar TS/SD startnya dari alun-alun Giri Krida Bakti depan Kantor Bupati Wonogiri. Kemudian pelajar SMP ke atas dan peserta umum, diberangkatkan dari Stadion Pringgondani Wonokarto, Wonogiri.”Untuk finishnya, semua di lapangan Sukorejo, depan Polres Wonogiri lama,” jelasnya.
Camat Eromoko Danang Erwanto, memimpin kotingennya dengan menampilkan atraksi kenduri selamatan sebagai upaya nguri-uri tradisi yang telah ditinggalkan oleh sebagian masyarakat yang anti sosial. Tumpeng kenduri, kemudian diberikan ke Bupati dan Wakil Bupati bersama Muspida dan ketua DPRD Setyo Sukarno, yang duduk di atas panggung kehormatan. (*)