Sebanyak 2.455 peserta meramaikan lomba lari 10 kilometer di Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Minggu (29/5/2016) pagi. Tak sekedar berlomba, ribuan peserta juga disuguhi sejumlah situs purbakala peninggalan Majapahit di sepanjang rute.
(Berita/Foto: Detik)
Lomba lari untuk memperingati hari jadi Kabupaten Mojokerto ke 723 ini mengambil start di Museum Majapahit Trowulan. Ribuan peserta berpacu mencapai waktu tercepat setelah dilepas oleh Wabup Pungkasiadi.
Rute sekitar 10 kilometer wajib ditempuh setiap peserta dari museum menyusuri jalur yang melalui sejumlah situs peninggalan Majapahit. Antara lain, Pendopo Agung Trowulan, Makam Troloyo atau Makam Syekh Jumadil Kubro, Candi Tikus, Candi Bajangratu dan finish di Pendopo Agung.
“Peserta melebihi target 1.000 peserta, ternyata mencapai 2.455 peserta. Kategori umum putra sebanyak 500 peserta, umum putri 209 peserta, pelajar putri 284 peserta dan pelajar putra 913 peserta,” kata Ketua Panitia Lomba Didik Chusnul Yakin kepada detikcom.
Didik menjelaskan, ribuan peserta tak hanya dari Jawa Timur. Mayoritas peserta justru berasal dari Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumbawa, Jayapura, Kalimantan hingga Sulawesi Utara.
Menurut dia, kegiatan ini tak sekedar perlombaan lari. Pihaknya juga ingin mempromosikan wisata sejarah Majapahit di Trowulan kepada ribuan peserta dan pengunjung lainnya.
“Kegiatan ini juga untuk mencari bibit atlet, mempererat tali silaturahim serta akan dijadikan agenda tetap tahunan. Yakni event tingkat nasional tahunan,” ujarnya.
Kendati rute tergolong jauh, para peserta rata-rata hanya memerlukan waktu 30 menit untuk mencapai finish. Waktu tercepat kategori umum putri diraih oleh atlet lari nasional asal Mojokerto Yulianingsih.
Kategori umum putra diraih Nur Sodik dari Samapta Imogiri Yogyakarta dengan waktu 26 menit 43 detik. Sementara kategori pelajar putra dan putri diraih Ahmad dan Dwi Lutfia asal SMAN Kutorejo, Kabupaten Mojokerto.
Lomba lari dengan rute situs Majapahit ini disambut baik Yulianingsih. Atlet lari nasional ini berharap, tahun depan Kabupaten Mojokerto bisa kembali menggelar lomba yang sama dengan persiapan yang lebih baik.
“Rutenya bagus ya, jadi kita juga bisa mengenang sejarah Majapahit yang menjadi nenek moyang kita,” tandasnya. (*)
