Mardani H Maming, Ketua Umum Apkasi Periode 2015-2020, Bupati yang Blusukan dengan Motor Trail

Mardani H. Maming, biasa dipanggil Mardani, lahir di Batulicin, 17 September 1981. Bupati Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan ini tercatat di rekor MURI sebagai bupati termuda se-Indonesia pada saat dilantik. Pada saat dilantik menjadi Bupati, Mardani berumur 29 tahun mengalahkan Bupati Indragiri Hulu, Yopi Arianto yang saat dilantik berusia 30 tahun.

Mardani H. Maming Ketum Apkasi 2015-2020 (Bupati Tanah Bumbu - Kalsel)

Bupati bergelar Sarjana Hukum ini sempat menggeluti dunia usaha sebelum terjun ke dunia politik. Maka tak heran, Mardani tak hanya mumpuni di dunia politik tapi juga hebat di dunia bisnis. Panggung politik Mardani berawal saat ia menjadi anggota DPRD kabupaten Tanah Bumbu dari fraksi PDIP yang pada akhirnya juga berhasil mengusungnya sebagai Bupati Tanah Bumbu.

Usia boleh muda, namun dengan sistem kerja efektif yang diterapkan, Mardani mampu menyulap Tanah Bumbu yang merupakan kabupaten pemekaran menjadi salah satu kabupaten termaju di Kalimantan Selatan. Berbagai sektor ia dibenahi, terutama infrastruktur dasar yang selama ini terbaikan. Tak heran, selama satu periode kepemimpinannya, APBD Kabupaten Tanah Bumbu melonjak tajam, seiring dengan meningkatnya pendapatan asli daerah.

Tak hanya infrastruktur, pelayanan publik pun menjadi prioritas utama Mardani untuk diperbaiki. Saat ini, dengan hanya menunjukkan KTP domisili Kabupaten Tanah Bumbu, masyarakat bisa langsung mengakses berbagai layanan publik. Tak ketinggalan, suami dari Hj. Erwinda ini menjadikan desa sebagai central point pembangunan. Dengan menggelontorkan dana 1 milyar 1 desa,

Mardani berhasil memperbaiki infrastruktur dasar desa yang berdampak positif pada meningkatnya perekonomian masyarakat desa. Atas inovasinya tersebut, Mardani diganjar penghargaan sebagai Pembina Terbaik Nasional PNPM Mandiri Pedesaan pada tahun 2014. Selain itu, sederet prestasi pernah diraihnya. Tahun pertama menjabat sebagai Bupati, ia mendapatkan Innovative Government Awards. Tahun berikutnya, beturut-turut Mardani mendapatkan penghargaan dari Kementerian PAN dan RB atas akuntabilitas kerja yang dilakukannya pada tahun 2012 dan 2013. Soal laporan keuangan, kabupaten yang dipimpinnya pun beberapa kali meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Walaupun sebagai Bupati memiliki kesibukkan yang luar biasa, namun Mardani memiliki prinsip “Pemimpin harus dekat dengan rakyatnya”. Maka tak heran, Bupati berbintang virgo ini sering blusukan menggunakan motor trail kesayangannya. Dengan motor itu, Mardani bisa menembus hingga daerah-daerah terpencil dan masyarakat yang dilaluinya pun leluasa menyampaikan permasalahan mereka.

Di luar kesibukkannya sebagai bupati, jebolan Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin ini masih tercatat sebagai Ketua DPD PDIP Kalimantan Selatan dan Ketua Moge Tanah Bumbu. Selain itu, Mardani juga pernah menjabat sebagai Koordinator Apkasi Regional Kalimantan.

Kini, Mardani menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) masa bakti 2015-2020. Hal yang tak pernah dibayangkan sebelumnya memimpin organisasi besar yang beranggotakan pemerintah kabupaten seluruh Indonesia.

Pekerjaan besar tentu menanti pria dua anak ini untuk memperjuangkan keberlangsungan otonomi daerah dan memperjuangkan kepentingan-kepentingan daerah di tingkat pusat. Namun ia percaya, jika didukung oleh seluruh anggota Apkasi amanah yang dibebankan dipundaknya akan terasa ringan.

Isran Noor, Ketua Umum Apkasi sebelumnya, berkeyakinan Mardani akan dapat membawa Apkasi ke arah lebih baik. “Walaupun masih muda, dia seorang yang visioner, mampu membawa Apkasi ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Saya yakin itu,” ujar Isran. (skai)