Nama lengkapnya Sutan Riska Tuanku Kerajaan. Terpilih sebagai Bupati termuda di tanah air dalam usia 26 tahun pada 2016 silam. Kini di periode keduanya memimpin Kabupaten Dharmasraya, Sutan Riska mendapat amanah tambahan, yakni menjadi Ketua Umum Apkasi Masa Bhakti 2021-2026.
PERJALANAN KARIR POLITIK DAN MOTIVASI seorang Sutan Riska memang tak lepas dari permasalahan yang ia hadapi sehari-hari. Lahir sebagai ‘darah biru’ atau seorang ‘Raja’ menjadikannya magnet bagi masyarakat untuk mengadukan segala keluh kesah atas persoalan hidup yang dialami sehari-hari.
“Pertama memang ini keinginan saya untuk membantu masyarakat sebagai tokoh adat, banyak masyarakat yang datang ke rumah dengan beragam niat, ada yang minta dicarikan kerja, minta sumbangan ini dan itulah. Saya pun berpikir kalau tidak duduk di pemerintahan bagaimana pula saya bisa memberikan solusinya,” papar Sutan Riska kepada Apkasi News beberapa waktu lalu.
Ia menuturkan umurnya saat itu masih 24 tahun, sehingga mendengar segala kesulitan yang dihadapi masyarakatnya membuat darahnya bergolak. Ia mengingat, “Dari situlah saya tergerak dan mulai start mencari dukungan, dan selama setahun itu saya manfaatkan waktu untuk minta para ketua adat di sana. Saya berikan insentif kepada para tokoh-tokoh adat biar mereka merasa terlibat dan ikut mengurus jadi tidak hanya kepala desa saja.”
Alasan Sutan merangkul tokoh adat ini karena kalau sudah ada tokoh adat yang ikut mengurus kaumnya atau kelompoknya, maka tugas-tugas kita otomatis juga akan terbantu. “Sehingga dengan keterlibatan aktif para tokoh adat inilah hampir tidak ada permasalahan besar yang muncul ke permukaan karena sudah diselesaikan sebelumnya,” tuturnya.
Hal lain yang membuat hatinya tergerak, Dharmasraya itu jauh dari ibukota propinsi, 4 jam ke Padang, 4 jam ke Jambi dan 4 jam ke Riau, posisinya ada di tengah-tengah. “Masyarakat kita ini haus dengan pembangunan, 11 kecamatan dengan 230 ribuan jiwa dan suara-suara masyarakat itu adalah menginginkan adanya perubahan infrastruktur, mendesak adanya rumah sakit yang memadai, perbaikan jalan dan jembatan serta adanya akses irigasi untuk lahan pertanian,” imbuhnya.
Berangkat dari sinilah, Sutan punya keinginan bulat dan maju dalam pemilihan bupati. Waktu itu ia melawan incumbent dan menang, dilantik pada usia 26 tahun, kemudian dilanjutkanlah dengan misi program-program pembangunan sesuai yang diminta oleh masyarakat, mulai perbaikan jalan, jembatan, rumah sakit, masjid dan prasarana umum lainnya.
“Alhamdulillah tahun 2020 kemarin terpilih menjadi Bupati lagi. Kini PR-nya bertambah, sebagai beban anak muda, karena kalau gagal bawa malu pulalah anak-anak muda Indonesia ini, dan yang kedua sebagai tokoh adat kalau gak berhasil ini juga menjadi beban moral pula,” tuturnya.
Sutan menambahkan motivasi lainnya kini ia ingin memberikan percontohan di 19 kabupaten/kota se-Sumbar, Dharmasraya bersama Solok Selatan dan Pasaman Barat menjadi raw model bagi pembangunan strategis nasional. Ia berujar, “Alhamdulillah ini juga disupport penuh oleh bapak Presiden Jokowi.”
Fokus Tangani Pandemi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi
Sudah setahun lewat Indonesia dan negara-negara lain didunia diterpa Pandemi Covid-19. Bagi Sutan, Pandemi Covid-19 menjadikan motivasi tersendiri baginya untuk mengabdi kepada masyarakat di periode kedua jabatannya sebagai Bupati Dharmasraya. Katanya, “Ini tentu beda lagi cara memimpinnya, jauh dari masa-masa sebelum pandemi. Yang kita hadapi ini, pertama masalah penyakit atau ancaman kesehatan dan yang kedua adalah masalah ekonomi.”
Untuk penanganan pandemi, Sutan siap mengikuti arahan pemerintah pusat yang kini sudah mulai mendistribusikan vaksin Covid-19. Sedangkan untuk pemulihan ekonomi ini ia mengajak semua pihak untuk aktif berpartisipasi, termasuk peran swasta.
Ia pun tak segan turun langsung untuk membujuk pihak swasta untuk sama-sama menanggung beban ekonomi masyarakat dengan meminimalisir PHK. Sutan menjelaskan, “Kita minta pihak swasta sekuat tenaga tetap mempertahankan karyawannya dengan penyesuaian kemampuan perusahaan. Skema ini jelas lebih mendingan ketimbang harus ada PHK, karena kalau terjadi PHK yang ada malah menjadi masalah baru lagi. Alhamdulillah pihak swasta mendukung langkah-langkah ini sehingga sebisa mungkin tidak sampai terjadi pemecatan. Pengusaha kita perhatikan, masyarakat pun kita perhatikan juga, kalau timpang bisa bahaya ini nantinya, makanya kita permudah semuanya. Win-win solution.”
Sutan mengakui tentu ada kendala besar menghadang di depan, yakni masalah anggaran. “Kita tahu di pusat juga terjadi defisit, sehingga mau tidak mau daerah ini harus bisa menggenjot PAD-nya,” terangnya.
Di satu sisi, imbuh Sutan, dengan adanya pandemi Covid-19 roda sistem pemerintahan dituntut bisa lebih efisien. “Kini tidak harus selalu datang ke Jakarta untuk menyelesaikan masalah, alternatifnya sudah bisa dilakukan secara virtual. Kedua, dengan adanya pandemi ini menuntut pejabat di daerah harus memiliki jiwa inovasi untuk menyesuaikan dengan kondisi. Tentu inovasi ini harus berkaitan dengan upaya pemulihan ekonomi sebagai prioritas,” imbuhnya.
Siap Pimpin Apkasi 2021-2026
Dalam kegiatan Musyawarah Nasional V Apkasi yang berlangsung di Jakarta, Jum’at (26/3/2021), Sutan Riska secara aklamasi ditunjuk menjadi Ketua Umum Apkasi Masa Bhakti 2021-2026 dan dikukuhkan langsung oleh Mendagri Tito Karnavian yang hadir dan memberikan arahan dalam kegiatan tersebut.
Sutan Riska menambahkan kepengurusan Apkasi dalam tugasnya ke depan, akan membuat program-program kerja sesuai amanat Presiden Jokowi saat membuka Munas V Apkasi 2021. Untuk kesuksesan pembangunan kabupaten dan koneksi antardaerah, sebutnya, ada berbagai program yang dapat dilakukan, terutama memastikan konsolidasi anggaran di pemerintahan agar dapat dipergunakan semaksimal mungkin.
“Pemerintah kabupaten mesti melakukan perencanaan yang matang. Hal ini sejalan dengan rencana Apkasi membangun cetak biru pembangunan kabupaten yang memetakan permasalahan dan potensi agar perencanaan pembangunan matang terlaksana. Kita masih akan fokus dalam penanganan pandemi Covid-19 yang belum berakhir, dengan memperkuat testing, tracing, dan treatment. Dan yang juga amat penting adalah mempercepat program vaksinasi di seluruh kabupaten di Indonesia,” ujarnya sambil menyebutkan percepatan pemulihan ekonomi juga mesti menjadi prioritas pemkab melalui program padat karya, menggenjot UMKM, serta memberikan pelayanan yang baik dan mempermudah tumbuhnya ekspor dengan harapan bisa menarik minat masuknya investasi ke daerah. (*)
===> Mengenal Ketua Umum Apkasi Sebelumnya?