PERHATIAN APKASI UNTUK GURU DI DAERAH

P1210685 copyPendidikan sangat fundamental bagi masa depan dan kemajuan sebuah bangsa. Bila melihat data yang dikeluarkan Deputi Sumberdaya Iptek, Kemenristekdikti, potret dunia pendidikan Indonesia masih sangat jauh dari harapan, khususnya di daerah-daerah. Kualitas Manusia Indonesia menempati urutan 108 dari 187 negara dunia. Bandingkan dengan Singapura yang menempati peringkat 9, Brunei Darussalam 30, Malaysia 62, dan Thailand 89.

“Padahal, 30 tahun lalu, negara seperti Malaysia masih jauh dibawah kita (Indonesia). Bahkan, mahasiswa mereka harus belajar ke Indonesia. Sekarang, kualitas pendidikan kita sangat jauh dari mereka. Termasuk kualitas hasil penelitian. Malaysia jauh lebih unggul dari Indonesia,” jelas DR. Muh. Dimyati, Deputi Sumberdaya Iptek Kemenristekdikti RI.

Hal ini terungkap dalam workshop terkait dunia pendidikan yang diselenggarakan Apkasi pada 15 Juni 2015 di Kantor Sekretariat Apkasi, Jakarta. Dihadapan sekitar seratus kepala dinas pendidikan dan unsur pendidik dari pemerintah kabupaten, Dimyati mengungkapkan lemahnya daya saing pendidikan Indonesia. Kondisi yang terjadi pada dunia pendidikan pun dia anggap mengkhawatirkan.

“Banyaknya tawuran antar anak sekolah, prilaku seks bebas, pemakaian narkoba dan minimnya perhatian orangtua terhadap kualitas pendidikan anak, sudah sangat mengkhawatirkan. Solusi-solusi inilah yang sedang kami gali dengan Kementerian Pendidikan, sehingga mutu pendidikan  kita bisa beranjak lebih baik,” paparnya.

APKASI KERJASAMA DENGAN ADILUHUNG   

P1210786 copySatu dari sekian banyak permasalahan yang dihadapi pemerintah, termasuk pemerintah daerah adalah pemerataan dan kualitas pendidikan. Seperti kita ketahui, pendidikan sangat fundamental dalam menjaga masa depan bangsa dan pondasi kuat ditengah sengitnya persaingan regional dan global. Jika pendidikan di daerah terus dibiarkan seperti saat ini dan tidak mendapat perhatian, sulit rasanya bisa bangkit dan bersaing dengan SDM-SDM dari negara-negara lain, termasuk dalam menghadapi persaingan regional seperti MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). “Bagaimana kita membangun bangsa, membangun daerah, jika pendidikan sebagai landasan utama dalam membangun peradaban, terbatas?,” jelas Mercy Luvina Deswanti, Direktur Eksekutif Apkasi.

Ini pula, sambung Mercy, yang mendasari Apkasi mengadakan workshop yang bertajuk ‘Membangun Indonesia Melalui Peningkatan Guru di Daerah’. Apkasi bekerjasama dengan Yayasan Pendidikan Adiluhung Nusantara (YPAN). Yayasan yang mengedepankan kreativitass guru dalam mengajar ini, berencana memberikan workshop kepada seluruh guru-guru di daerah, khususnya mata pelajaran yang selama ini menjadi momok menakutkan bagi sebagian besar anak didik yaitu matematika.

Sementara itu, Himmatul Hasanah, Ketua YPAN menjelaskan bahwa metode yang dibawa pihaknya berbeda dengan yang lain. “Kami mengedepankan suasana dan proses belajar dan mengajar yang menyenangkan. Jadi anak-anak secara langsung tidak terbebani ketika belajar karena guru memberikan pelajaran dengan kreatif dan inovatif,” paparnya.

Bentuk kerjasama yang dibangun Apkasi dengan YPAN, urai Himmatul lagi, adalah dalam rangka meningkatkan kualitas guru-guru di daerah melalui workshop yang akan bekerjasama dengan pemerintah kabupaten dan dinas pendidikan, termasuk organisasi guru di daerah. (hen/Mz)