
Jakarta, Apkasi.org. Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) menggelar Rapat Umum Anggota (RUA) di Kantor Sekretariat Apkasi Jakarta, Selasa (26/2/2019). Sebagai informasi, pada bulan Juli 2017, perwakilan dari delapan kabupaten dari enam provinsi yakni Musi Banyuasin, Rokan Hulu, Siak, Batanghari, Labuan Batu Utara, Sintang, Sanggau dan Sigi bekerjasama dengan jejaring mitra pembangunan dan Apkasi bersepakat membentuk forum. Forum yang berkolaborasi untuk mendorong percepatan implementasi visi kabupaten lestari dengan nama Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL). Pada Juli 2018, dua kabupaten lain, yakni Aceh Tamiang dan Gorontalo memutuskan untuk bergabung di LTKL.
(Ketua Umum LTKL, Dodi Reza Alex Noerdin yang juga Bupati Musi Banyuasin memberikan sambutan dalam RUA LTKL di Kantor Apkasi Jakarta, Selasa, 26/2/2019. Foto: Humas Apkasi)
“Mungkin di awal banyak yang dengar istilah Lingkar Temu ini sedikit unik, yang sebenarnya maksudnya itu adalah roundtable forum, round table discussion, dengan harapan dengan konsep ini interkasinya lebih intens lgi. Terbentuknya Lingkar Temu Kabupaten Lestari merupakan komitmen gotong royong para pemimpin di daerah,” kata Ketua Umum LTKL Dodi Reza Nurdin (Bupati Musi Banyuasin) dalam sambutannya.
(Prof Nelson Pomalingo (Bupati Gorontalo) yang mewakili Dewan Pengurus Apkasi memberikan sambutan dalam RUA LTKL di Kantor Apkasi Jakarta, Selasa, 26/2/2019. Foto: Humas Apkasi)
Sementara itu, Prof Nelson Pomalingo (Bupati Gorontalo) yang mewakili Dewan Pengurus Apkasi mengatakan bahwa Apkasi sejak awal melihat LTKL ini unik, sederhana tapi ada hasilnya dan kerjasanya jelas. “Untuk itulah kami sangat mendukung semua kegiatan yang sudah diprogramkan oleh LTKL, apalagi kolaborasi ini sifatnya tidak hanya internal tapi juag secara eksternal dengan merangkul dan melibatkan jejaring mitra pembangunan baik skala nasional bahkan internasional,” imbuh Nelson.
Nelson lantas memaparkan, bicara masalah lingkungan hidup itu menyangkut isu nasional dan global. Ia berujar, “Tapi kalau kita konsen menyelesaikan masalah di tingkat lokal, otomatis juga akan membantu masalah-masalah di nasional dan global. Orang-orang di tingkat internasional tidak akan bisa optimal jika di akar rumput yang dalam konteks di Indonesia adalah pemerintah kabupaten/kota tidak bekerja dengan baik. Kami percaya jika di tingkat lokal sudah bisa mengatasi masalah lingkungan hidup dengan baik, maka di tingkat nasional dan global juga akan sangat terbantu.”
Dari 500-an kabupaten dan kota, imbuh Nelson, Apkasi berharap akan lebih banyak lagi yang mau bergabung dan aktif di LTKL, untuk bersama-sama menyelesaikan masalah-masalah lingkungan hidup. “Tentu kami juga berharap, tidak hanya dari sisi jumlah saja yang meningkat, namun dari sisi kualitas program-program LTKL akan lebih mengena lagi. Hari ini LTKL menggelar rapat umum anggota dengan agenda mengukuhkan pengurus baru, namun kami berharap LTKL juga melakukan semacam evaluasi agar model-model pembangunan berkelanjutan bisa dikembangkan dan ditularkan ke kabupaten/kota lainnya, karena secara nasional kita berharap daerah kita ini bisa bertumbuh baik dari sisi lingkungan, menjadi penyeimbangan dari arah pembangunan biar tidak mengejar dari sisi ekonominya saja. Melalui LTKL ini kolaborasi ekologi dan ekonomi agar terus dikembangkan,” tukasnya. (*)