
Sebagai tindak lanjut dari Konferensi Perubahan Iklim di Maroko (COP 22 Tahun 2016) dan ratifikasi Perjanjian Paris oleh Pemerintah Indonesia, Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) dan USAID APIK menggelar dialog nasional mengenai perubahan iklim bertempat di Singosari Ballroom, Grand Sahid Jaya Hotel Jakarta, (24/11/16).
Selain sebagai aksi nyata bahwa kontribusi Indonesia dalam peningkatan kapasitas pengendalian perubahan iklim di negara berkembang, kian diperhitungkan, hal ini juga terkait dengan terpilih Indonesia menjadi anggota Paris Committee on Capacity Building (PCCB) mewakili Asia Pasifik. Di sela Konferensi Tingkat Tinggi soal Perubahan Iklim di Marakesh, Maroko, belum lama ini. Di mana Indonesia secara aklamasi ditunjuk oleh kelompok negara-negara Asia Pasifik-yang terdiri dari 55 negara-untuk menjadi wakilnya. Selain Indonesia, Cina juga terpilih pada keanggotaan PCCB.
Seperti diketahui, perubahan iklim mempengaruhi seluruh sektor kehidupan dan tidak semata-mata persoalan lingkungan saja. Maka dari itu, di tingkat lokal perencanaan pembangunan menjadi kunci dalam membuat masyarakat menjadi lebih tangguh dan mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim. Merespon hal tersebut, Apkasi bekerja sama dengan program USAID Adaptasi Perubahan Iklim dan Ketangguhan (APIK) menyelenggarakan dialog nasional yang mengundang bupati dan pemerintah kabupaten dari seluruh Indonesia untuk mendiskusikan keterkaitan perencanaan pembangunan dengan adaptasi perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana. Langkah kongkrit untuk perubahan iklim harus segera dilakukan dan tidak bisa menunggu lagi. Tidak hanya di tingkat internasional dan nasional, terlebih yang juga penting adalah aksi langsung di tingkat lokal di mana masyarakat yang merasakan langsung dampak perubahan iklim dan bencana hidrometeorologi.
(*)