Urusan pariwisata memang tidak bisa berdiri sendiri menjadi suatu urusan satu daerah saja. Atas dasar inilah, sebanyak 6 (enam) Kepala Daerah yang tergabung dalam Tunggal Rogo Mandiri (Tulungagung, Nganjuk, Trenggalek, Ponorogo, Madiun dan Kediri), melakukan rapat koordinasi guna memproyeksikan Selingkar Wilis sebagai proyek Pengembangan Wisata Nasional. Para kepala daerah ini melakukan rapat bersama Kementrian PUPR, Komisi V DPR RI, dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dengan mengambil tempat di Pusat Pemerintahan (Puspem) Kabupaten Madiun di Mejayan, Senin (11/9/17).
(Sumber foto: Beritalima.com)
Tampak hadir dalam rapat ini masing-masing Kabupaten Tulungagung dihadiri Wabup Maryoto Birowo, Kabupaten Trenggalek dihadiri Bupati Emil Elestianto Dardak, Kabupaten Ponorogo dihadiri Wabup Sudarman, Kabupaten Kediri dihadiri Bupati Hj. Harianti Sutrisno, Kabupaten Nganjuk dihadiri Kepala Bappeda dan tuan rumah Madiun dihadiri langsung oleh Bupati Muhtarom.
“Selingkar Wilis mempunyai potensi yang sangat luar biasa, namun belum tergali secara maksimal. Diharapkan dengan menyamakan presepsi enam wilayah Tunggal Rogo Mandiri ini, kedepan Selingkar Wilis dapat diproyeksikan secara konkrit menjadi sumberdaya alam yang dapat memberikan kemakmuran di enam wilayah ini,” kata Bupati Madiun, Muhtarom.
Menurutnya lagi, enam daerah harus melepaskan ego sektoral untuk bersama-sama bahu membahu menyukseskan cita-cita besar ini. Karena itu, dalam rapat ini diharapkan bisa menghasilkan sesuatu hal yang riil, tidak lagi sekedar wacana. “Contohnya, seperti perbaikan infrastruktur jalan saja, pastinya akan memberikan dampak luar biasa bagi pengembangan daerah,” paparnya.
Kepala BPIW Kementrian PUPR, Rido Matari Ichwan, menambahkan, pengembangan Selingkar Wilis ini bertujuan mewujudkan jejaring wisata pegunungan, pantai, panorama alam dan budaya yang bersinergi dengan pengembangan agrobisnis dan fisheries industri serta pengolahan bahan mineral untuk membangkitkan daya tumbuh kembang kawasan secara inklusif, berkelanjutan dan resilient. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi disparitas Barat dengan Timur.
“Konsep dukungan terpadu infrastruktur oleh Kementrian PUPR terbagi dalam konektifitas antar kota atau jalan Nasional dan konektifitas di ring dalam Selingkar Wilis yang bisa mendorong berkembangnya wisata alam dan agrowisata serta konektifitas wisata unggulan daerah lainnya,” terang Rido.
Ini Keuntungan Pembangunan Selingkar Wilis
Sedangkan Bupati Trenggalek, Emil Dardak, dalam paparannya menyatakan, pengembangan Selingkar Wilis ini akan memberikan dampak konkrit dalam pengembangan daerah. Sebagai contoh kecil, dengan hanya dibuka jalur transportasi baru Ponorogo-Trenggalek-Tulungagung perkembangannya sudah terlihat.
(Bupati Trenggalek, Emil Dardak memberikan paparan apa manfaat koordinasi “Selingkar Wilis”. Foto: detikcom)
“Saat ini sudah meningkat tiga kali jalan untuk jalur ini, padahal jalur ini belum dibangun. Apalagi Selingkar Wilis ini nantinya akan didukung dengan akan dibukanya ruang udara di wilayah Selatan Barat Daya untuk penerbangan sipil, yang rencananya akan ditempatkan di Kabupaten Kediri. Pembangunan Tol Solo-Kertosono dan Kertosono Kediri pastinya juga memberikan daya dukung pengembangan Selingkar Wilis,” paparnya,
Emil menambahkan, Trenggalek, Ponorogo dan Pacitan, merupakan daerah penghasil cengkeh yang cocok untuk pengembangan minyak atsiri. Dengan saint technopark, minyak atsiri ini bisa menghasilkan beberapa turunan dengan nilai ekonomi tinggi. Apalagi, Trenggalek juga berpotensi untuk pengembangan agrowisata, peternakan sapi perah maupun potensi lainnya.
“Potensi Selingkar Wilis Tunggal Rogo Mandiri maupun sekitarnya ini cukup luar biasa dan belum maksimal digali,” kata Emil sambil menyebutkan, selain hasil bumi, wilayah Selingkar Wilis juga memiliki potensi dalam bidang wisata, peternakan, pertanian serta agrowisata.
Emil berharap, percepatan pengembangan tersebut perlu mendapat dukungan semua pihak mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah hingga masyarakat sekitar. “Sekarang sudah tidak ada zamannya lagi mengedepankan ego sektoral yang hanya memikirkan daerah sendiri, namun antar kabupaten harus saling dukung sehingga bisa maju secara bersama-sama,” tambahnya. (*)